Oleh Hartono Ahmad Jaiz dan Hamzah Tede*
Ujian bagi Ummat, mau jadi munafiq (musuh Islam), mengaku Islam namun membela Ahmadiyah pemalsu Islam, atau pilih tetap mu’min dengan setia membela Islam
***
Pucuk pimpinan dan para petinggi Ahmadiyah jelas bukan orang yang innocence atau lugu. Perhatikan saja elite-elite Ahmadiyah saat tampil di depan publik, terkesan cerdas. Namun demikian, kecerdasan belum tentu sejalan dengan keimanan dan belum tentu memperoleh hidayah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kecerdasan itu bila berada di jalan kesesatan, cenderung menjadi licik. Salah satu wujud licik adalah berbohong. Nah, dalam hal ini orang-orang Ahmadiyah memang jagonya, sebagaimana elite-elite aliran dan paham sesat lainnya seperti LDII, Syi’ah dan sebagainya.
Kebohongan yang dipublikasikan petinggi Ahmadiyah sangat tinggi kedustaannya, yaitu berkenaan dengan syahadat. Di depan publik mereka mengaku dan mengucapkan dua kalimat syahadat persis sama dengan dua kalimat syahadat yang biasa diucapkan umat Islam: Asyhadu An laa ilaaha ilallah wa asyhadu anna Muhammadarasulullah.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ
Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang disembah dengan haq) kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
Namun, sesungguhnya Muhammad yang mereka maksud dalam dua kalimat syahadat tadi, adalah Mirza Ghulam Ahmad. Dalam sebuah buku berjudul Memperbaiki Kesalahan yang ditulis oleh H.S. Yahya Pontoh dan diterbitkan oleh Jemaah Ahmadiyah Bandung (1993), dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Muhammad pada syahadat mereka bukanlah Muhammad bin Abdullah yang lahir di Makkah Al-Mukarramah, tetapi “Ahmad” alias Mirza Ghulam Ahmad yang lahir di India, yang merupakan nabi para penganut Ahmadiyah Qadiyan.
Sekali lagi, Nama MUHAMMAD dalam syahadat tersebut menurut para pengikut/tokoh Ahmadiyah adalah Nabi/Rasul mereka, yaitu Mirza Ghulam Ahmad yang lahir di India, sebagaimana tercantum dalam bukuMemperbaiki Kesalahan,karya Mirza Ghulam Ahmad, yang dialih bahasakan oleh H.S. Yahya Pontoh, dan diterbitkan oleh Jemaah Ahmadiyah cabang Bandung, tahun 1993, pada halaman 5 tertulis:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ
“Dalam wahyu ini Allah SWT menyebutku Muhammad dan Rasul_”(KitabTadzkirahhalaman 97). Continue reading “Rekayasa Ahmadiyah Cari Dukungan Musuh Islam” →